Selasa, 18 Maret 2008
BEGONIA
TANAMAN RAMBAT
PERAWATAN TANAMAN
Cara penanaman dan perawatan pakis
Menanam dan merawat pakis monyet ataupun jenis pakis secara keseluruhan cukup mudah asalkan memperhatikan empat unsur utama, yaitu sinar matahari, suhu, kelembaban, dan sirkulasi udara. Unsur tersebut 'wajib' diketahui oleh pemilik pakis, apalagi yang baru menempati iklim baru.
Pakis monyet tidak memerlukan banyak sinar matahari secara langsung karena dapat membuat daun-daunnya menjadi kuning dan kering, tetapi harus ada sinarnya masuk menyinari. Jika tanaman ini akan titempatkan pada taman, harus ada pelindung yang dapat melindungi sinar matahari secara langsung. Bahkan pada pakis gajah, sinar matahari membuat daunnya menjadi layu dan mati. Ini sesuai pada alam aslinya, pakis-pakis tersebut tumbuh pada hutan dataran tinggi yang jarang terkena sinar matahari langsung. Karena terlindungi oleh pohon-pohon besar. Sebaiknya pakis monyet diletakkan pada teras atau ruangan taman di dalam rumah.
Untuk suhu, diusahakan mendekati ideal pertumbuhan pakis di kisaran 14-28° C, sebab dengan suhu optimal, maka klorofil akan berkembang maksimal. Makin banyak klorofil dalam suatu daun, maka warna yang ditimbulkan makin tajam dan mengkilat..Kelembaban yang diharapkan berada dikisaran 80-90% dengan harapan bisa menghindarkan dari kerusakan. Untuk kelembaban berlebih akan mudah terkena penyakit, seperti cendawan. Sedangkan terlalu kering, membuat daun kering dan keriput.
Juga yang perlu diperhatikan adalah sirkulasi udara, sebab makin lancar udara bergerak, maka makin mudah tanaman mendapatkan yang dibutuhkan. Terutaman untuk pakis yang ditanam di dalam ruangan. Untuk tanaman yang ditempatkan di luar ruangan mungkin tidak terlalu bermasalah.
Media yang baik untuk tanaman pakis, adalah campuran tanah pupuk kompos, serpihan pakis (media dapat dibeli pada penjual tanaman hias).
Penyiraman pakis dilakukan minimal 1X sehari, supaya bulu pakisnya kelihatan tidak kuyu, sebaiknya disiram pada tanah sekelilingnya saja, usahakan jangan terkena bulunya. Atau jika telah berdaun, daunnya dapat di semprot pakai semprotan air.
Menanam dan merawat pakis monyet ataupun jenis pakis secara keseluruhan cukup mudah asalkan memperhatikan empat unsur utama, yaitu sinar matahari, suhu, kelembaban, dan sirkulasi udara. Unsur tersebut 'wajib' diketahui oleh pemilik pakis, apalagi yang baru menempati iklim baru.
Pakis monyet tidak memerlukan banyak sinar matahari secara langsung karena dapat membuat daun-daunnya menjadi kuning dan kering, tetapi harus ada sinarnya masuk menyinari. Jika tanaman ini akan titempatkan pada taman, harus ada pelindung yang dapat melindungi sinar matahari secara langsung. Bahkan pada pakis gajah, sinar matahari membuat daunnya menjadi layu dan mati. Ini sesuai pada alam aslinya, pakis-pakis tersebut tumbuh pada hutan dataran tinggi yang jarang terkena sinar matahari langsung. Karena terlindungi oleh pohon-pohon besar. Sebaiknya pakis monyet diletakkan pada teras atau ruangan taman di dalam rumah.
Untuk suhu, diusahakan mendekati ideal pertumbuhan pakis di kisaran 14-28° C, sebab dengan suhu optimal, maka klorofil akan berkembang maksimal. Makin banyak klorofil dalam suatu daun, maka warna yang ditimbulkan makin tajam dan mengkilat..Kelembaban yang diharapkan berada dikisaran 80-90% dengan harapan bisa menghindarkan dari kerusakan. Untuk kelembaban berlebih akan mudah terkena penyakit, seperti cendawan. Sedangkan terlalu kering, membuat daun kering dan keriput.
Juga yang perlu diperhatikan adalah sirkulasi udara, sebab makin lancar udara bergerak, maka makin mudah tanaman mendapatkan yang dibutuhkan. Terutaman untuk pakis yang ditanam di dalam ruangan. Untuk tanaman yang ditempatkan di luar ruangan mungkin tidak terlalu bermasalah.
Media yang baik untuk tanaman pakis, adalah campuran tanah pupuk kompos, serpihan pakis (media dapat dibeli pada penjual tanaman hias).
Penyiraman pakis dilakukan minimal 1X sehari, supaya bulu pakisnya kelihatan tidak kuyu, sebaiknya disiram pada tanah sekelilingnya saja, usahakan jangan terkena bulunya. Atau jika telah berdaun, daunnya dapat di semprot pakai semprotan air.
SANSIVIERA
Di negeri kita, Sansiviera punya sebutan yang lumayan unik: lidah mertua. Masyarakat Malaysia pun punya sebutan yang tak kalah 'aneh' untuk tanaman ini: lidah jin. Sementara sebagian kalangan lebih suka menyebutnya tanaman ular. Memang, motif hijau lurik pada tanaman ini membuatnya tampak seperti kulit ular. Terserah Anda, mau pilih sebutan yang mana. Atau Anda bingung karena semuanya menyeramkan?
Sansiviera sendiri sejatinya berparas cantik, meski memiliki aura yang kaku dan keras. Karena itu, jika Anda hendak menanamnya di taman, sebaiknya disandingkan dengan tumbuhan beraura lembut.
Tanaman yang masih sekeluarga dengan kaktus ini telah sejak lama dibudidayakan orang. Selain parasnya yang cantik, tumbuhan ini juga mampu mengusir polutan. Jadi, jika Anda menginginkan kualitas udara di dalam dan sekitar rumah senantiasa terjaga, Sansiviera merupakan pilihan tepat. Anda bisa meletakkannya di sudut dapur atau kamar mandi untuk meredam aroma tak sedap dan hawa tak segar. Atau jika suatu kali Anda mengecat ruangan dan agak terganggu dengan aroma cat yang menyengat, letakkan saja Sansiviera di ruangan itu. Hanya dalam semalam, aroma cat akan hilang. Biasanya, setelah bekerja keras menyerap polutan, daun Sansiviera akan tampak berdebu atau kotor. Agar kembali cantik, Anda tinggal membersihkan permukaan daunnya dengan lap basah.
Selain mampu meredam polutan, Sansiviera konon bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. ''Nah, Sansiviera booming setelah dikabarkan dapat menyembuhkan penyakit,'' kata Zaelani (44) dari Smart Sansiviera -- sebuah usaha penjualan dan pembudidayaan Sansiviera -- yang ambil bagian dalam Trubus Expo 2008 di Parkir Timur Senayan, Jakarta, belum lama ini.
Sebagai tanaman hias, Sansiviera bisa ditanam secara berkelompok di taman, bisa juga tampil sebagai tanaman pot. Ia memiliki beragam jenis dan bentuk. ''Setidaknya ada 600 jenis Sansiviera,'' tutur Zaelani. Salah satunya yang sangat populer adalah Sansiviera trifasciata. Yang ini memang punya paras cantik. Tinggi, langsing, dan runcing, dengan kombinasi warna hijau dan kuning. Jenis lainnya adalah Sansiviera ballyi yang memiliki batang pendek dan tertutup oleh daun hijau gelap. Ada pula Sansiviera asli Indonesia, yakni Sansiviera javanica. Yang satu ini memiliki postur pendek, daun ramping dan warna mirip Sansiviera trifasciata. Bedanya, ujung daun dari Sansiviera javanica ini menggulung seperti lilitan ekor naga dengan panjang sekitar 20-40 cm dan lebar 2-3 cm. Di negeri kita, tanaman ini gampang ditemui di daerah Kepulauan Seribu.
Tahan banting
Sepadan dengan sosoknya yang keras, Sansiviera termasuk tumbuhan tahan banting. Ia tak akan merongrong waktu dan ketelatenan Anda untuk merawatnya agar tumbuh subur. Singkatnya, Sansiviera tak butuh perawatan rumit. Tak disiram beberapa hari pun tetap segar. Maklumlah, sebagai keluarga tanaman sukulen (kaktus), tanaman ini memang tidak boleh diguyur banyak air.
Untuk mendapatkan warna yang cerah, sebaiknya tempatkan Sansiviera di tempat yang cukup terkena sinar matahari. Mungkinkah menempatkannya di dalam ruangan? Tentu saja. Bahkan, Sansiviera termasuk tanaman hias yang kerap ditampilkan sebagai penghias interior. Cukup keluarkan seminggu sekali agar mendapatkan pancaran sinar mentari. Lalu, masukkan kembali tanaman yang berkembang biak melalui umbi lapis ini ke dalam ruangan.
Tertarik untuk menanamnya? Tidak sulit kok. Seperti dikatakan Zaelani, sebaiknya jangan menanam Sansiviera hanya dengan media tanah. Campurkan juga media lain yakni pasir bakar. ''Ini akan lebih menjaga dari gangguan hama dibanding jika menggunakan tanah saja,'' kata pria berusia 44 tahun ini. Ada pula yang menambahkan sedikit kompos pada campuran tanah dan pasir itu. Perbandingannya adalah dua bagian tanah, dua bagian pasir, dan satu bagian kompos.
Pupuk alami seperti kompos sangat disarankan untuk Sansiviera. Bagaimana dengan pupuk kimia? Beberapa orang yang pernah menggunakan pupuk kimia untuk tanaman ini justru mengaku kecewa karena akar tanaman menjadi busuk dan daunnya lepas.
Dalam buku Tanaman Hias Tampil Prima disebutkan, pemupukan sebaiknya dilakukan sebulan sekali. Anda juga perlu melakukan pengepotan ulang dan penggantian media tanam setahun sekali. Soal penyakit, jamur adalah penyakit yang paling kerap menyerang Sansiviera. Dan sayangnya, belum ada obat yang manjur untuk membasmi penyakit ini. Satu-satunya jalan untuk mengatasinya adalah memotong daun yang sudah terserang jamur. Biar tuntas, potong daun itu sampai ke akar.
Tidak sulit bukan merawat Sansiviera? Karena itu, jangan ragu untuk segera memiliki dan menikmati kecantikannya. Jika beruntung, Anda juga bisa mencium aroma wangi bunga Sansiviera yang hanya muncul di malam hari dan cuma sebentar. Jadi, tunggu apa lagi?
Sansiviera sendiri sejatinya berparas cantik, meski memiliki aura yang kaku dan keras. Karena itu, jika Anda hendak menanamnya di taman, sebaiknya disandingkan dengan tumbuhan beraura lembut.
Tanaman yang masih sekeluarga dengan kaktus ini telah sejak lama dibudidayakan orang. Selain parasnya yang cantik, tumbuhan ini juga mampu mengusir polutan. Jadi, jika Anda menginginkan kualitas udara di dalam dan sekitar rumah senantiasa terjaga, Sansiviera merupakan pilihan tepat. Anda bisa meletakkannya di sudut dapur atau kamar mandi untuk meredam aroma tak sedap dan hawa tak segar. Atau jika suatu kali Anda mengecat ruangan dan agak terganggu dengan aroma cat yang menyengat, letakkan saja Sansiviera di ruangan itu. Hanya dalam semalam, aroma cat akan hilang. Biasanya, setelah bekerja keras menyerap polutan, daun Sansiviera akan tampak berdebu atau kotor. Agar kembali cantik, Anda tinggal membersihkan permukaan daunnya dengan lap basah.
Selain mampu meredam polutan, Sansiviera konon bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. ''Nah, Sansiviera booming setelah dikabarkan dapat menyembuhkan penyakit,'' kata Zaelani (44) dari Smart Sansiviera -- sebuah usaha penjualan dan pembudidayaan Sansiviera -- yang ambil bagian dalam Trubus Expo 2008 di Parkir Timur Senayan, Jakarta, belum lama ini.
Sebagai tanaman hias, Sansiviera bisa ditanam secara berkelompok di taman, bisa juga tampil sebagai tanaman pot. Ia memiliki beragam jenis dan bentuk. ''Setidaknya ada 600 jenis Sansiviera,'' tutur Zaelani. Salah satunya yang sangat populer adalah Sansiviera trifasciata. Yang ini memang punya paras cantik. Tinggi, langsing, dan runcing, dengan kombinasi warna hijau dan kuning. Jenis lainnya adalah Sansiviera ballyi yang memiliki batang pendek dan tertutup oleh daun hijau gelap. Ada pula Sansiviera asli Indonesia, yakni Sansiviera javanica. Yang satu ini memiliki postur pendek, daun ramping dan warna mirip Sansiviera trifasciata. Bedanya, ujung daun dari Sansiviera javanica ini menggulung seperti lilitan ekor naga dengan panjang sekitar 20-40 cm dan lebar 2-3 cm. Di negeri kita, tanaman ini gampang ditemui di daerah Kepulauan Seribu.
Tahan banting
Sepadan dengan sosoknya yang keras, Sansiviera termasuk tumbuhan tahan banting. Ia tak akan merongrong waktu dan ketelatenan Anda untuk merawatnya agar tumbuh subur. Singkatnya, Sansiviera tak butuh perawatan rumit. Tak disiram beberapa hari pun tetap segar. Maklumlah, sebagai keluarga tanaman sukulen (kaktus), tanaman ini memang tidak boleh diguyur banyak air.
Untuk mendapatkan warna yang cerah, sebaiknya tempatkan Sansiviera di tempat yang cukup terkena sinar matahari. Mungkinkah menempatkannya di dalam ruangan? Tentu saja. Bahkan, Sansiviera termasuk tanaman hias yang kerap ditampilkan sebagai penghias interior. Cukup keluarkan seminggu sekali agar mendapatkan pancaran sinar mentari. Lalu, masukkan kembali tanaman yang berkembang biak melalui umbi lapis ini ke dalam ruangan.
Tertarik untuk menanamnya? Tidak sulit kok. Seperti dikatakan Zaelani, sebaiknya jangan menanam Sansiviera hanya dengan media tanah. Campurkan juga media lain yakni pasir bakar. ''Ini akan lebih menjaga dari gangguan hama dibanding jika menggunakan tanah saja,'' kata pria berusia 44 tahun ini. Ada pula yang menambahkan sedikit kompos pada campuran tanah dan pasir itu. Perbandingannya adalah dua bagian tanah, dua bagian pasir, dan satu bagian kompos.
Pupuk alami seperti kompos sangat disarankan untuk Sansiviera. Bagaimana dengan pupuk kimia? Beberapa orang yang pernah menggunakan pupuk kimia untuk tanaman ini justru mengaku kecewa karena akar tanaman menjadi busuk dan daunnya lepas.
Dalam buku Tanaman Hias Tampil Prima disebutkan, pemupukan sebaiknya dilakukan sebulan sekali. Anda juga perlu melakukan pengepotan ulang dan penggantian media tanam setahun sekali. Soal penyakit, jamur adalah penyakit yang paling kerap menyerang Sansiviera. Dan sayangnya, belum ada obat yang manjur untuk membasmi penyakit ini. Satu-satunya jalan untuk mengatasinya adalah memotong daun yang sudah terserang jamur. Biar tuntas, potong daun itu sampai ke akar.
Tidak sulit bukan merawat Sansiviera? Karena itu, jangan ragu untuk segera memiliki dan menikmati kecantikannya. Jika beruntung, Anda juga bisa mencium aroma wangi bunga Sansiviera yang hanya muncul di malam hari dan cuma sebentar. Jadi, tunggu apa lagi?
Langganan:
Postingan (Atom)